0






Diakhir tahun 2019, dunia  dikejutkan dengan wabah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus bernama corona atau lebih dikenal dengan istilah COVID-19 (Corona Virus Diseases-19). Akibat dari pandemi covid-19 ini, menyebabkan diterapkannya berbagai kebijakan untuk memutus mata rantai penyebaran virus covid-19 di Indonesia. Upaya yang dilakukan oleh pemerintah di Indonesia salah satunya dengan menerapkan himbauan kepada masyarakat agar melakukan physical distancing yaitu himbauan untuk menjaga jarak diantara masyarakat, menjauhi aktivitas dalam segala bentuk kerumunan, perkumpulan, dan menghindari adanya pertemuan yang melibatkan banyak orang. Upaya tersebut ditujukan kepada masyarakat agar dapat dilakukan untuk memutus rantai penyebaran pandemi covid-19 yang terjadi saat ini.

Pandemi COVID-19 telah mengubah langkap pendidikan secara drastis di seluruh dunia. Dalam menghadapi tantangan yang dihadirkan oleh penyebaran virus ini, pembelajaran jarak jauh muncul sebagai alternatif utama untuk memastikan kelangsungan proses belajar mengajar. Metode ini telah membawa dampak yang signifikan, dengan sisi positif yang mendorong inovasi dan aksesibilitas, namun juga diimbangi oleh sisi negatif yang menyoroti tantangan dalam interaksi sosial dan kesetaraan akses. Dalam konteks ini, perlu untuk memahami secara komprehensif dampak positif dan negatif dari pembelajaran jarak jauh di masa pandemi COVID-19, sehingga dapat merumuskan strategi yang efektif untuk meningkatkan pengalaman pendidikan bagi semua pihak yang terlibat.

Kebijakan pemerintah pada pembelajaran daring bermula pada awal tahun 2020, seluruh sekolah negeri maupun swasta, perguruan tinggi negeri maupun suwasta dilaksanakan daring (online) tanpa terkecuali, pembelajaran daring ini Secara tidak langsung memudahkan siswa siswi untuk menerima pembelajaran yaitu tanpa datang ke sekolah dan kekampus, namun hal ini tidak semata-mata memiliki nilai positif, secara tidak langsung juga memiliki nilai negatif yang sangat signifikan terhadap pelajar dan mahasiswa, yang mengakibatkan pada pelaksanaan pembelajaran tidak efektif dan efisien yang terjadi dikarenakan beberapa hal antaranya kuota, koneksi internet tidak stabil, susahnya jaringan dan hal lain yang terkait.

            Adanya penutupan sekolah mengakibatkan peserta didik tidak dapat berinteraksi dengan teman-temannya, dan guru. Masa COVID-19 mengharuskan pembelajaran tetap berlangsung agar pendidikan terjamin, sehingga pembelajaran dapat dilakukan melalui pembelajaran daring. Dalam pelaksanaan pembelajaran daring pada masa pandemi Covid-19 terdapat beberapa hambatan dalam pelaksanaannya, yaitu:

1.  Jaringan tidak memadai. Hal ini disebabkan beberapa siswa tinggal di daerah pedesaan yang jaringan internet kurang stabil.

2.  siswa kurang paham dengan materi pembelajaran. Hal ini dikarenakan beberapa guru kurang menjelaskan materi secara mendalam sehingga siswa kurang paham dengan materi yang disampaikan oleh guru, selain itu dosen hanya memberikan materi dalam bentuk format file.

3.  Kuota internet mahal. Sebagian beranggapan sudah tidak ada permasalahan dengan kuota internet karena Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sudah memberikan bantuan kuota internet gratis. Namun hasil wawancara menunjukkan beberapa siswa belum mendapatkan, sehingga siswa masih membeli kuota untuk menunjang pembelajaran daring.

            Pembelajaran daring tidak hanya berdampak negatif terhadap mahasiswa, namun berdampak positif terhadap mahasiswa seperti:

1.  Materi dapat di akses oleh pelajar di manapun dan kapan pun. Dengan system pembelajaran daring dapat dengan mudah membuka materi dan mempelajarinya dengan mudah dan siswa bisa mengakses materi di rumah saja .dan hal ini sesuai dengan anjuran pemerintah untuk tetap di rumah saja (Stay at home).

2.  Guru lebih kreatif merancang metode pembelajaran dengan menggunakan fitur atau gambar dalam media online sehingga siswa tertarik dan enjoy mengikuti proses pembelajaran,sehingga siswa tidak bosan belajar di rumah. Metode online mendorong pengembangan kreativitas dalam penyampaian materi pembelajaran. Guru dan instruktur harus mencari cara baru untuk menarik perhatian siswa secara virtual, seperti penggunaan media beragam, simulasi interaktif, dan video.

3.  Guru dan siswa dapat melakukan system pembelajaran atau mengerjakan tugas dengan santai,bisa sambil mendengarkan musik,ngemil atau sambil tiduran dan siswa tidak tegang takut di marahi guru apa bila berbuat salah seperti dalam pembelajaran normal dengan tatap muka secara langsung.

4.  Keamanan dan Kesehatan. Pembelajaran jarak jauh mengurangi risiko penyebaran virus COVID-19 karena siswa tidak perlu berkumpul di tempat fisik, seperti kelas atau kampus.

5.  Pengembangan keterampilan Teknologi. Siswa dan guru terlibat dalam penggunaan teknologi dan platform pembelajaran online, yang dapat meningkatkan keterampilan teknologi mereka. Ini bisa membantu siswa bersiap untuk lingkungan kerja yang semakin digital.

6.  Menghemat waktu dan biaya. Siswa tidak perlu menghabiskan waktu untuk perjalanan ke sekolah atau kampus, dan seringkali materi pembelajaran dapat diakses kapan saja. Ini juga dapat mengurangi biaya transportasi dan akomodasi

            Berikut ini ada beberapa dampak negatif dari pembelajaran daring yang penulis temukan selama melaksanakan proses pembelajaran berlangsung:

1.  Materi pembelajaran tidak tuntas,karena kegiatan proses belajar mengajar tidak se efektif dengan system pembelajaran secara tatap muka.Siswa terbatas menanyakan materi yang belum di pahami dan proses pembelajaran tidak efektif,Apa lagi lokasi tempat penulis mengajar,masih tergolong di pelosok,sehingga akses pembelajaran hanya melalui messenger,karena siswa cuma menggunakan messenger dalam mode gratis. Kadang guru menjelaskan materi hanya melalui tulisan.sehingga teada umpan balik dari siswa dan terkuras tenaga dan waktu mengetik materi.

2.  Tugas yang menumpuk.Sistem pembelajaran daring,tidak bisa memprediksi jumlah peserta didik yang hadir seperti pada kelas tatap muka,jadi setiap guru memberikan tugas pada setiap pertemuan untuk menjadi bukti bahwa siswa tersebut hadir pada kelasnya dan guru sulit mengontrol keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas yang di berikan, sehingga terkadang jarang siswa mengirim pekerjaanya kembali.

3.  Guru memberikan tugas hanya secara online ,sehingga komunikasi yang terjadi hanya satu arah. Apabila siswa menemukan kesulitan dalam mengerjakan tugas , mereka sulit melakukan konsultasi dengan guru.terutama pelajaran yang di anggap membutuhkan penjelasan seperti Pendidikan Agama Islam.

4.  Kurang Interaksi Sosial. Pembelajaran jarak jauh mengurangi interaksi sosial antara siswa dan rekan sekelas, serta antara siswa dan guru. Ini dapat memengaruhi perkembangan sosial dan keterampilan komunikasi interpersonal siswa.

5.  Kurangnya Pengawasan dan Motivasi. Beberapa siswa mungkin mengalami kesulitan dalam menjaga motivasi dan disiplin saat belajar dari lingkungan yang kurang terstruktur dibandingkan kelas fisik. Kurangnya pengawasan juga bisa memengaruhi tingkat kehadiran dan kualitas pekerjaan siswa.

6.  Ketidaksetaraan Pembelajaran. Pembelajaran jarak jauh dapat meningkatkan kesenjangan pendidikan antara siswa. Siswa dengan dukungan yang lebih sedikit di rumah atau dengan kondisi lingkungan yang tidak mendukung mungkin menghadapi kesulitan lebih besar dalam mengikuti pembelajaran online

            Secara keseluruhan, pembelajaran jarak jauh selama pandemi COVID-19 memiliki dampak yang kompleks terhadap pendidikan. Sementara itu menyediakan solusi dalam situasi darurat, penting untuk mempertimbangkan cara mengatasi dampak negatifnya dan mengoptimalkan dampak positifnya untuk memastikan pengalaman pendidikan yang seimbang bagi semua siswa. Demikianlah dampak positif dan negatif  pembelajaran  daring (Jarak Jauh) pada kurikulum darurat   pada masa  pandemi COVID-19. (oleh : Jujun Junaedi, S.Pd.I) 

Post a Comment

 
Top